Menurutmu hubungan apakah yang
mengasyikkan? Menurutmu hubungan apakah yang tak menganut kebohongan? Menurutmu
hubungan apakah yang menyenangkan? Kau tahu? Jawabanya bukan hubungan sepasang
kekasih. Tapi, keluarga. Keluarga, suatu hubungan tanpa kebohongan. Sekeras
apapun kau mencoba untuk pergi, pasti akhirnya akan kembali lagi. Sekeras
apapun kau mencoba untuk membenci, nyatanya tak akan mampu. Sebesar apapun kau
berbuat salah, keluarga akan selalu ada dan tak pernah meninggalkanmu.
Tidak hanya yang memiliki hubungan
darah yang dapat disebut keluarga, karna yang berbeda darahpun dapat disebut
sebagai keluarga, contohnya mereka.
Keyla mengikat tali sepatunya, ia
sudah bersiap untuk pergi hari minggu ini. Sebelum berangkat ia menyempatkan
untuk mengecek handphonenya. Belasan pesan BBM ia terima. Keyla terkikik dan
segera membukanya. Ternyata ada belasan “PING!!!” yang ia terima dari dua orang
yang berbeda. Keyla sengaja tak membalasnya, ia biarkan saja dua temannya itu
dongkol di seberang sana. Dalam hati ia tertawa begitu puas.
Dua puluh menit kemudian dengan
sepeda motor yang ia naiki, akhirnya Keyla sampai juga di tempat tujuannya,
taman kota. Taman kota ini dipenuhi oleh pohon yang besar dan rindang, membuat
taman ini terasa begitu teduh. Daun-daun pada pohon itu seperti payung yang
menghalangi teriknya panas matahari. Tak heran jika banyak orang yang memilih
tempat ini untuk berekreasi atau sekedar menenangkan diri. Keyla mengedarkan
pandangannya ke seluruh taman, kakinya tak henti-hentinya melangkah. Dan ini
sudah separuh bagian dari taman, namun orang yang dicarinya sampai sekarang
belum juga ia temukan. Belasan pesan sudah ia kirimkan, namun tak ada balasan.
Jangankan dibalas dibaca pun tidak. Keyla menghembuskan nafas, mungkin mereka
sedang balas dendam.
Dari tempat yang berbeda, Andin dan
Meisya orang yang sedang dicari oleh Keyla, sedang tertawa terbahak-bahak
dengan handphone yang berada di tangan mereka.
“Udah ah Mei, dibalas aja, kasian
tau.” kata Andin di sela tawanya.
“Biarin, biar dia nyari.” Meisya
kembali tertawa. Handphone mereka terus berbunyi tanpa henti.
Andin yang tak sabar karena sudah
hampir setengah jam menunggu, akhirnya mengirimkan sebuah pesan pada keyla.
“Aku sama Meisya ada di dekat taman bermain anak. Cepat!”
Keyla menghembuskan nafas kasar
sambil menggerutu sebal. Segeralah ia menuju taman bermain anak. Keyla mencibir
saat melihat Andin dan Meisya sedang tertawa, enak saja mereka asyik tertawa
sedangkan ia sibuk mencari mereka.
“Enak ya kalian duduk-duduk manis
ketawa-tawa.” ucap Keyla. Meisya dan Andin langsung diam.
“Enak ya kalian minum yang
dingin-dingin, sedangkan aku sibuk nyari kalian panas-panas gini.” Keyla
kemudian duduk bergabung bersama Meisya dan Andin.
“Salah siapa telat.” Meisya menjulurkan
lidah.
“Kita udah nunggu berapa jam ya?”
kata Andin dengan nada mengejek.
“Apadeh, baru setengah jam juga.”
balas Keyla. “Mas, es jeruk sama batagornya satu ya!” pesan Keyla.
“Baru datang langsung pesen makan.”
ejek Meisya.
“Haus kali, Dikira taman ini kecil
apa.” bela Keyla pada dirinya sendiri.
“Udah deh, ngomong-ngomong ingat gak
sekarang tanggal berapa?” tanya Andin.
“10 Oktober?” jawab Keyla.
“Satu bulan lagi ada apa?” tanya
Andin kembali. Meisya dan Keyla tampak berfikir. “Tiga tahun.” sambung Andin.
“Oh iya!” sahut Keyla dan Mesya
hampir bersamaan.
“Gak kerasa ya.” kata Keyla
menerawang.
“Ingat gak tiga tahun lalu, kenapa
bisa ada tanggal ini?” tanya Meisya.
***
Saat itu hujan turun begitu deras. Langit
terlihat suram dan hitam, namun tidak dengan wajah mereka, cerah. Saat itu jam
istirahat sedang berlangsung, seperti biasa mereka akan duduk di depan kelas
sembari mengobrol. Entah mengobrol apa, namun selalu saja ada topik yang dapat
mereka bahas. Topik baru atau lama, topik penting sampai yang sebenarnya tidak
penting sekalipun mereka bahas.
“Tanggalnya bagus ya!” celetuk
Meisya saat itu.
“Sayang jomblo.” balas Andin. Mereka
kemudian tertawa.
“Sayang jadiannya gak sekarang.”
kata Keyla.
“Paham yang punya pacar mah, paham.”
balas Meisya.
“Banyak yang jadian ya hari ini
pasti.” kata Andin.
“Sayang gak ada yang mau nembak.”
Balas Meisya.
“Halah.” gerutu Keyla. Kemudian
mereka tertawa.
“Bikin aja jadi tanggal jadian
kita.” usul Keyla.
“Ide bagus! Apa dong? Trio apa deh?”
tanya Meisya.
“Trio MAK!!” jawab mereka hampir
bersamaan. Mereka diam, tak lama kemudian saling tertawa. Mereka sehati.
***
“Kayaknya baru kemarin ya, eh udah
tiga tahun aja.” ucap Andin sembari tersenyum samar.
“Tiga tahun mah cuma tanggal nya
aja,” Keyla meminum es jeruknya.
“Tanpa tanggal itu kita lebih dari
tiga tahun!” sambung Meisya.
“Aku sama Keyla hampir tujuh tahun
kenal, jadi teman, sahabat. Kalo sama kamu berapa tahun ya Sya?”
“Empat mungkin.” Jawab Meisya
sembari tertawa.
Hampir semua hubungan terjadi karena
unsur ketidak sengajaan. Tuhan memang
baik, Dia terus merencanakan apapun yang sebelumnya tak pernah kita bayangkan.
Kita boleh berencana, tapi tetap tuhan yang menentukan. Kita boleh berencana,
namun rencana Tuhan tetap yang terbaik.
Contohnya hubungan mereka, mereka
tak pernah tahu kenapa mereka bisa disatukan. Mereka tak pernah tahu kenapa
mereka bisa saling kenal. Mereka tak pernah tahu, namun pasti Tuhan tahu apa
alasannya. Mereka tak pernah tahu, karena semua terjadi karena unsur ketidak
sengajaan.
“Inget gak waktu lulus SMP?” tanya
Keyla. “Dulu kita pernah janji sesuatu, dan salah satu janji itu masih berusaha
kita tepatin sampai saat ini.” sambung Keyla.
***
Aula Sekolah Menengah Pertama itu
kini penuh dengan siswa dan para orang tua. Suasana haru menyelimuti ruangan
itu. Sebentar lagi mereka akan terpisah. Sebentar lagi semuanya akan menjadi
sebuah kenangan yang akan selalu teringat.
“Kalau nilai kita gak jauh beda,
satu SMA ya pokoknya!” kata Meisya saat itu.
“Aamiin.”
Sayangnya harapan itu tak menjadi
nyata. Mereka kini bersekolah di SMA yang berbeda. Satu hal yang pernah membuat
mereka berjanji, namun sayangnya tak dapat mereka tepati. Jalan Tuhan memang
bukan yang termudah, ataupun yang tercepat, tapi pasti yang terbaik.
“Walaupun seandainya kita gak satu
sekolah lagi, janji ya bakal terus sama-sama.” ucap Andin.
“Janji ya kita tetap bakal sering
ketemu!” sambung Keyla. Meisya mengangguk.
“Jangan sok sibuk pokoknya mah!”
saut Meisya.
“Sesibuk apapun, harus tetap nyempatin
buat ketemu.” sambung Keyla.
“Harus tetap saling kontak
pokoknya!” sambung Andin.
“Sekolah boleh pisah, tapi
persahabatan kita tetap harus lanjut!”
***
Langit
yang tadinya berwarna biru cerah, kini mulai berubah warna menjadi jingga. Taman
yang tadinya ramai dengan pengunjung kini mulai berkurang jumlahnya. Namun,
berbeda dengan tiga gadis itu, mereka masih saja sibuk bercengkrama di
bangkunya.
“Janji
itu pernah kita ucapkan, dan sampai sekarang kita masih berusaha untuk
menepatinya.” Ucap Andin.
“Pulang
yuk! Udah sore.” ajak Meisya sambil membereskan barang bawaanya
“Ayolah.”
Mereka
pernah berjanji, dan nyatanya janji itu mereka tepati. Jarak mungkin menjadi
halangan, namun itu bukan sebagai pembatas. Sejauh apapun jarak, masih ada
jalan yang menghubungkan. Jarak tak akan menjadi suatu masalah jika kita dapat
menghapus jarak itu.
Janji
ya?
Menurutmu hubungan apakah yang
mengasyikkan? Menurutmu hubungan apakah yang tak menganut kebohongan? Menurutmu
hubungan apakah yang menyenangkan? Kau tahu? Jawabanya bukan hubungan sepasang
kekasih. Tapi, keluarga. Keluarga, suatu hubungan tanpa kebohongan. Sekeras
apapun kau mencoba untuk pergi, pasti akhirnya akan kembali lagi. Sekeras
apapun kau mencoba untuk membenci, nyatanya tak akan mampu. Sebesar apapun kau
berbuat salah, keluarga akan selalu ada dan tak pernah meninggalkanmu.
Tidak hanya yang memiliki hubungan
darah yang dapat disebut keluarga, karna yang berbeda darahpun dapat disebut
sebagai keluarga, contohnya mereka.
***
Keyla mengikat tali sepatunya, ia
sudah bersiap untuk pergi hari minggu ini. Sebelum berangkat ia menyempatkan
untuk mengecek handphonenya. Belasan pesan BBM ia terima. Keyla terkikik dan
segera membukanya. Ternyata ada belasan “PING!!!” yang ia terima dari dua orang
yang berbeda. Keyla sengaja tak membalasnya, ia biarkan saja dua temannya itu
dongkol di seberang sana. Dalam hati ia tertawa begitu puas.
Dua puluh menit kemudian dengan
sepeda motor yang ia naiki, akhirnya Keyla sampai juga di tempat tujuannya,
taman kota. Taman kota ini dipenuhi oleh pohon yang besar dan rindang, membuat
taman ini terasa begitu teduh. Daun-daun pada pohon itu seperti payung yang
menghalangi teriknya panas matahari. Tak heran jika banyak orang yang memilih
tempat ini untuk berekreasi atau sekedar menenangkan diri. Keyla mengedarkan
pandangannya ke seluruh taman, kakinya tak henti-hentinya melangkah. Dan ini
sudah separuh bagian dari taman, namun orang yang dicarinya sampai sekarang
belum juga ia temukan. Belasan pesan sudah ia kirimkan, namun tak ada balasan.
Jangankan dibalas dibaca pun tidak. Keyla menghembuskan nafas, mungkin mereka
sedang balas dendam.
Dari tempat yang berbeda, Andin dan
Meisya orang yang sedang dicari oleh Keyla, sedang tertawa terbahak-bahak
dengan handphone yang berada di tangan mereka.
“Udah ah Mei, dibalas aja, kasian
tau.” kata Andin di sela tawanya.
“Biarin, biar dia nyari.” Meisya
kembali tertawa. Handphone mereka terus berbunyi tanpa henti.
Andin yang tak sabar karena sudah
hampir setengah jam menunggu, akhirnya mengirimkan sebuah pesan pada keyla.
“Aku sama Meisya ada di dekat taman bermain anak. Cepat!”
Keyla menghembuskan nafas kasar
sambil menggerutu sebal. Segeralah ia menuju taman bermain anak. Keyla mencibir
saat melihat Andin dan Meisya sedang tertawa, enak saja mereka asyik tertawa
sedangkan ia sibuk mencari mereka.
“Enak ya kalian duduk-duduk manis
ketawa-tawa.” ucap Keyla. Meisya dan Andin langsung diam.
“Enak ya kalian minum yang
dingin-dingin, sedangkan aku sibuk nyari kalian panas-panas gini.” Keyla
kemudian duduk bergabung bersama Meisya dan Andin.
“Salah siapa telat.” Meisya menjulurkan
lidah.
“Kita udah nunggu berapa jam ya?”
kata Andin dengan nada mengejek.
“Apadeh, baru setengah jam juga.”
balas Keyla. “Mas, es jeruk sama batagornya satu ya!” pesan Keyla.
“Baru datang langsung pesen makan.”
ejek Meisya.
“Haus kali, Dikira taman ini kecil
apa.” bela Keyla pada dirinya sendiri.
“Udah deh, ngomong-ngomong ingat gak
sekarang tanggal berapa?” tanya Andin.
“10 Oktober?” jawab Keyla.
“Satu bulan lagi ada apa?” tanya
Andin kembali. Meisya dan Keyla tampak berfikir. “Tiga tahun.” sambung Andin.
“Oh iya!” sahut Keyla dan Mesya
hampir bersamaan.
“Gak kerasa ya.” kata Keyla
menerawang.
“Ingat gak tiga tahun lalu, kenapa
bisa ada tanggal ini?” tanya Meisya.
***
Saat itu hujan turun begitu deras. Langit
terlihat suram dan hitam, namun tidak dengan wajah mereka, cerah. Saat itu jam
istirahat sedang berlangsung, seperti biasa mereka akan duduk di depan kelas
sembari mengobrol. Entah mengobrol apa, namun selalu saja ada topik yang dapat
mereka bahas. Topik baru atau lama, topik penting sampai yang sebenarnya tidak
penting sekalipun mereka bahas.
“Tanggalnya bagus ya!” celetuk
Meisya saat itu.
“Sayang jomblo.” balas Andin. Mereka
kemudian tertawa.
“Sayang jadiannya gak sekarang.”
kata Keyla.
“Paham yang punya pacar mah, paham.”
balas Meisya.
“Banyak yang jadian ya hari ini
pasti.” kata Andin.
“Sayang gak ada yang mau nembak.”
Balas Meisya.
“Halah.” gerutu Keyla. Kemudian
mereka tertawa.
“Bikin aja jadi tanggal jadian
kita.” usul Keyla.
“Ide bagus! Apa dong? Trio apa deh?”
tanya Meisya.
“Trio MAK!!” jawab mereka hampir
bersamaan. Mereka diam, tak lama kemudian saling tertawa. Mereka sehati.
***
“Kayaknya baru kemarin ya, eh udah
tiga tahun aja.” ucap Andin sembari tersenyum samar.
“Tiga tahun mah cuma tanggal nya
aja,” Keyla meminum es jeruknya.
“Tanpa tanggal itu kita lebih dari
tiga tahun!” sambung Meisya.
“Aku sama Keyla hampir tujuh tahun
kenal, jadi teman, sahabat. Kalo sama kamu berapa tahun ya Sya?”
“Empat mungkin.” Jawab Meisya
sembari tertawa.
Hampir semua hubungan terjadi karena
unsur ketidak sengajaan. Tuhan memang
baik, Dia terus merencanakan apapun yang sebelumnya tak pernah kita bayangkan.
Kita boleh berencana, tapi tetap tuhan yang menentukan. Kita boleh berencana,
namun rencana Tuhan tetap yang terbaik.
Contohnya hubungan mereka, mereka
tak pernah tahu kenapa mereka bisa disatukan. Mereka tak pernah tahu kenapa
mereka bisa saling kenal. Mereka tak pernah tahu, namun pasti Tuhan tahu apa
alasannya. Mereka tak pernah tahu, karena semua terjadi karena unsur ketidak
sengajaan.
“Inget gak waktu lulus SMP?” tanya
Keyla. “Dulu kita pernah janji sesuatu, dan salah satu janji itu masih berusaha
kita tepatin sampai saat ini.” sambung Keyla.
***
Aula Sekolah Menengah Pertama itu
kini penuh dengan siswa dan para orang tua. Suasana haru menyelimuti ruangan
itu. Sebentar lagi mereka akan terpisah. Sebentar lagi semuanya akan menjadi
sebuah kenangan yang akan selalu teringat.
“Kalau nilai kita gak jauh beda,
satu SMA ya pokoknya!” kata Meisya saat itu.
“Aamiin.”
Sayangnya harapan itu tak menjadi
nyata. Mereka kini bersekolah di SMA yang berbeda. Satu hal yang pernah membuat
mereka berjanji, namun sayangnya tak dapat mereka tepati. Jalan Tuhan memang
bukan yang termudah, ataupun yang tercepat, tapi pasti yang terbaik.
“Walaupun seandainya kita gak satu
sekolah lagi, janji ya bakal terus sama-sama.” ucap Andin.
“Janji ya kita tetap bakal sering
ketemu!” sambung Keyla. Meisya mengangguk.
“Jangan sok sibuk pokoknya mah!”
saut Meisya.
“Sesibuk apapun, harus tetap nyempatin
buat ketemu.” sambung Keyla.
“Harus tetap saling kontak
pokoknya!” sambung Andin.
“Sekolah boleh pisah, tapi
persahabatan kita tetap harus lanjut!”
***
Langit
yang tadinya berwarna biru cerah, kini mulai berubah warna menjadi jingga. Taman
yang tadinya ramai dengan pengunjung kini mulai berkurang jumlahnya. Namun,
berbeda dengan tiga gadis itu, mereka masih saja sibuk bercengkrama di
bangkunya.
“Janji
itu pernah kita ucapkan, dan sampai sekarang kita masih berusaha untuk
menepatinya.” Ucap Andin.
“Pulang
yuk! Udah sore.” ajak Meisya sambil membereskan barang bawaanya
“Ayolah.”
Mereka
pernah berjanji, dan nyatanya janji itu mereka tepati. Jarak mungkin menjadi
halangan, namun itu bukan sebagai pembatas. Sejauh apapun jarak, masih ada
jalan yang menghubungkan. Jarak tak akan menjadi suatu masalah jika kita dapat
menghapus jarak itu.

0 komentar:
Posting Komentar